LAPAN
PEMANTAUAN LUAS PANEN
PADI SAWAH DI PULAU JAWA DAN BALI UNTUK MITIGASI RAWAN PANGAN
Dilaksanakan
oleh:
PUSAT
PENGEMBANGAN PEMANFAATAN DAN TEKNOLOGI PENGINDERAAN JAUH
LEMBAGA PENERBANGAN DAN ANTARIKSA NASIONAL
JAKARTA
2002
PEMANTAUAN LUAS PANEN PADI SAWAH DI PULAU JAWA DAN BALI
UNTUK MITIGASI RAWAN PANGAN
1. LATAR BELAKANG
Prediksi luas tanam dan luas panen padi
sawah secara konvensional dilakukan oleh instansi BPS dan Dinas Pertanian
Tanaman Pangan tingkat kabupaten hingga propinsi. Informasi tersebut baru dapat
diketahui beberapa bulan setelah masa panen. Peramalan luas panen selama empat
bulan dapat dilakukan sebelumnya berdasarkan data luas tanam dan jumlah benih
padi yang disebar oleh petani.
Kegiatan prediksi secara cermat perlu
dilakukan untuk memperoleh informasi luas panen padi sawah sebelum masa panen
terjadi, sehingga dapat diketahui potensi luas panen padi sawah di setiap
daerah dengan lebih cepat. Informasi luas panen dapat diperkirakan berdasarkan
pendugaan umur padi menggunakan data satelit, yang selanjutnya dapat dijadikan
sebagai bahan masukan dalam peramalan produksi padi, sehingga dapat disusun
strategi pengadaan bahan pangan secara nasional.
Keadaan pertumbuhan padi seperti di atas dapat dideteksi dan dipantau dengan menggunakan data satelit Landsat yang mempunyai sensor yang sensitif terhadap perubahan kondisi air, vegetasi dan tanah. Selain kelebihan spesifikasi sensornya, Landsat dipilih karena memiliki resolusi spasial yang tinggi yaitu 30 meter (bahkan 15 meter untuk kanal pankromatik) serta memiliki resolusi temporal 16 hari sehingga cukup memadai digunakan untuk kegiatan pemantauan.
Data
statistik menunjukkan bahwa secara nasional produksi pangan terus meningkat
dari tahun ke tahun, akan tetapi tingkat kenaikannya masih berada dibawah
tingkat kenaikan jumlah penduduk. Hal ini menyebabkan kebutuhan pangan seluruh
rakyat tidak dapat dipenuhi secara baik, sehingga untuk itu Pemerintah perlu
melakukan import dari negara lain. Berdasarkan data yang dikeluarkan oleh Badan
Pusat Statistik tahun 2001, ternyata bahwa luas panen di pulau Jawa merupakan
limapuluh persen lebih dari luas panen secara nasional. Selain itu juga
terlihat kecendrungan bahwa luas panen di tiap propinsi tahun 2001 lebih rendah
dibandingkan dengan tahun 2000 sehingga dengan demikian juga akan berdampak
pada penurunan produksi secara total.
2.
TUJUAN DAN SASARAN :
Kegiatan
prakiraan luas panen padi sawah di pulau Jawa mempunyai tujuan untuk memperoleh
informasi luas panen padi sawah di pulau Jawa periode empat bulanan selama
tahun 2002. Sedangkan sasarannya adalah untuk : 1). Memberikan informasi luas
panen padi sawah di pulau Jawa periode Januari-April 2002, Mei-Agustus 2002,
dan September-Desember 2002. 3). Menghasilkan peta tematik dan data tabuler
luas panen padi sawah per kabupaten di pulau Jawa dan Bali.
3. DATA
Data
yang digunakan dalam kegiatan pemantauan luas panen padi sawah di pulau Jawa
ini adalah data Landsat-ETM p/r 117/65-66, 118/65-66, 120/65/66, 121/64-65, 122/64/65 sedangkan data scene 119/65-66
dan 123/64-65 tidak diproses karena liputan awannya yang sangat besar (lebih
besar 60 persen)
4. MANFAAT
Manfaat
dari kegiatan prakiraan luas panen padi sawah di pulau Jawa ini adalah akan
memberikan informasi awal perkiraan luas panen padi untuk tiap kabupaten di
pulau Jawa selama tahun 2002 sebagai masukan bagi instansi yang membutuhkan
dalam merencanakan kebijakan dibidang pangan seperti Bulog, BPS, Deptan, Ristek
maupun untuk kebutuhan intern.
5. HASIL YANG DIHARAPKAN
Hasil
yang diharapkan dari kegiatan Prakiraan Luas Panen Padi Sawah di Pulau Jawa
tahun 2002 ini adalah berupa informasi awal luas panen padi sawah tiap
kabupaten di pulau Jawa dan Bali
6. KEGIATAN YANG TELAH DILAKUKAN
Kegiatan
pengolahan dan analisis dilakukan berdasarkan tahapan :
1.
Inventarisasi dan
pemesanan data primer tahun 2001 (Landsat 7) p/r 117/65-66, 118/65-66,
119/65-66, 120/65/66, 121/64-65,
122/64/65 dan 123/64-65
2.
Koreksi Radiometrik (Haze, kalibrasi) dan koreksi Geometrik
data Landsat-7
3.
Perbaikan Basis Data areal sawah irigasi dan batas Kabupaten
serta Kecamatan dalam bentuk vektor dan
raster
4. Transformasi Data
Landsat-7 menjadi citra Indeks Vegetasi
6.
Pengolahan data, secara global adalah sebagai berikut:
a) Import
data, Clustering dan pemisahan awan
b) Transformasi
indeks vegetasi
c) Resampling
citra indeks vegetasi dan RGB-cluster menjadi 50 meter dan menggabungkan kelas
awan ke citra indeks vegetasi
d) Overlay
citra indeks vegetasi dengan masking padi seluruh Jawa
e) Penentuan
waktu panen dengan merecode citra umur padi menjadi waktu panen (tergantung
tanggal data)
f)
Melihat data (1-3 bulan) sebelumnya untuk memastikan apakah
suatu fase vegetatif benar-benar padi atau bukan
g) Membuat
tabulasi luas panen tiap kabupaten
h) Membuat layout
citra waktu panen
8. Perhitungan luas
panen padi per kabupaten pada setiap propinsi di Pulau Jawa.
9. Pencetakan hasil
dan pembuatan laporan kuartal
7. ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Secara umum kondisi persawahan di
Jawa Barat adalah cukup baik tdk ada indikasi serangan hama/penyakit
yang meluas, hal ini dapat diketahui dengan melihat kenampakan pada
citra komposit kanal 5,4,2. Daerah persawahan terutama di daerah sentra
produksi Jawa Barat sebagian dalam tahap vegetatif
(Indramayu, Cianjur), sebagian tahap fase air dan bera (Subang, Bekasi,
Karawang, Indramayu) sedangkan Banten dan sekitarnya berawan.
Dengan
berdasarkan analisis terhadap kondisi daerah persawahan tersebut dilakukan
penghitungan persentase luas panen terhadap luas sawah keseluruhan sehingga
diperoleh prakiraan luas panen di Jawa Barat (termasuk DKI
Jakarta) yang dapat terpantau untuk periode Januari-April 2002 sekitar 51.4
persen, sedangkan prakiraan luas panen di propinsi Banten yang dapat terpantau
untuk periode Januari-April 2002 sekitar 14.4
persen. Untuk beberapa kabupaten di propinsi Banten yang datanya tidak
diproses, angka luas panennya dilengkapi dari data NOAA-AVHRR sehingga
persentase panennya meningkat menjadi 60.2
persen. Kalau dilihat dalam bentuk grafik persentase pencapaian luas panen tiap
Kabupaten di Jawa Barat dan Banten nampak seperti gambar 1, dan secara
spasial waktu panennya dapat dilihat pada gambar 2.
|
|
Gambar
1. Persentase pencapaian luas panen di Jawa Barat dan Banten periode
Januari-April 2002 |
|
|
|
|
Gambar 2.
Sebaran spasial panen padi di daerah Jawa Barat-Banten periode Januari-April
2002
|
Kondisi
untuk daerah Jawa Tengah fase vegetatif sebagian terbesar nampak
di Kabupaten Demak, Kendal, dan Pemalang, sedangkan sebagian kecil nampak fase
air/bera terutama di Kabupaten Tegal, Cilacap, dan Brebes. Sebagian besar
wilayah Propinsi Jawa tengah terutama bagian selatan tertutup awan terutama.
Berdasarkan kondisi umum yang sedemikian itu dapat diprakirakan luas panen di
Jawa Tengah yang dapat terpantau untuk periode Januari-April 2002 adalah
sekitar 31.6 persen dan Propinsi
DI Yogyakarta 27.7 persen. Secara
grafik persentase pencapaian luas panen tiap Kabupaten di Jawa Tengah
ditampilkan pada gambar 3, sedangkan secara spasial waktu panennya dapat
dilihat pada gambar 4. Untuk wilayah yang tidak ada pencapaian panennya
menunjukkan bahwa wilayahnya tidak diproses.
|
Gambar
3. Persentase pencapaian luas panen di Jawa Tengah dan Yogyakarta periode
Januari-April 2002 |
|
Gambar 4.
Citra Tematik waktu panen padi di daerah Jawa Tengah-Yogyakarta periode
Januari-April 2002
|
Kondisi wilayah Jawa Timur nampak fase vegetatif terdapat di wilayah Madura, Banyuwangi, dan Lamongan, sedangkan fase air/bera nampak di Kabupaten Lamongan, dan Sidoarjo. Untuk Jawa Timur bagian Barat, Timur dan Selatan nampak sebagian besar tertutup awan seperti Banyuwangi, Bondowoso, Jember, Lumajang, Malang, Blitar, Pacitan, Ponorogo, Magetan, Madiun, Bojonegoro, dan Ngawi. Berdasarkan kondisi tersebut diprakiraan bahwa luas panen di Jawa Timur yang dapat terpantau untuk periode Januari-April 2002 sekitar 40.1 persen. Untuk beberapa kabupaten yang datanya tidak diproses, angka prakiraan luas panennya dilengkapi dari hasil analisis data NOAA-AVHRR sehingga persentasenya menjadi 49 persen.
|
Gambar
5. Persentase pencapaian luas panen di Jawa Timur periode Januari-April 2002 |
|
Gambar 6.
Citra Tematik waktu panen padi di daerah Jawa Timur periode Januari-April
tahun 2002
|
Kondisi daerah persawahan di pulau Bali, kenampakan
fase vegetatif dominan di kabupaten Bangli, Jembrana dan Tabanan, sedangkan
fase air/bera, dan air/bera nampak di kabupaten Gianyar, Kodya. Denpasar dan
kabupaten Kadung. Sementara beberapa wilayah yang banyak tertutup awan yaitu
kabupaten Buleleng, Jembrana dan Karangasem. Prakiraan panen yang cukup
besar (lebih dari 60 %) terjadi di
kabupaten Bangli, Jembrana dan Tabanan (paling tinggi), sedangkan kabupaten
lain kurang dari 50 % bahkan Kodya Denpasar hanya berkisar 2 %. Secara
keseluruhan rata-rata prakiraan panen tiap kabupate di Bali berkisar 42 %.
Secara spasial sebaran waktu panen di Bali disajikan dalam gambar 7 sedangkan tabulernya disajikan pada lampiran 5.
|
Gambar 7. Citra Tematik waktu panen padi di daerah
Bali periode Januari-April tahun 2002 |
|
|
Berdasarkan
hasil pengolahan data dan analisis yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa
:
1. Prakiraan
luas panen di Jawa Barat (termasuk DKI Jakarta) dan Banten yang dapat
terpantau untuk periode Januari-April 2002 sekitar 51.4
persen dan 60.2 persen.
2. Prakiraan
luas panen di Jawa Tengah dan Yogyakarta yang dapat terpantau untuk
periode Januari-April 2002 adalah sekitar 31.6
persen dan 27.7 persen.
3. Prakiraan
bahwa luas panen di Jawa Timur yang dapat terpantau untuk periode Januari-April
2002 sekitar 49.0 persen.
4. Prakiraan
luas panen rata-rata Kabupaten seluruh Jawa yang dapat terpantau untuk periode
Januari-April 2002 sekitar 44 persen
5. Prakiraan
luas panen di Bali yang terpantau sekitar 42
persen.
DAFTAR PUSTAKA
Dirgahayu, D.,
1999, “Aplikasi model pendugaan umur padi untuk peramalan luas panen padi di
Pulau Jawa”, Majalah LAPAN (edisi Penginderaan Jauh), No. 2, Vol.2.
Kushardono, D.,
1991, “Pemanfaatan data satelit NOAA AVHRR untuk pendugaan produksi tanaman
padi (Oryza Sativa sp) pada regional
Jawa Barat”, Kumpulan Makalah PUSFATJA LAPAN Tahun 1990/1991, No. D-I/01-1991,
pp. 241-268.
Kushardono, D.,
Hidayat, A., Adiningsih, E.S., 1999, “ Analisis perubahan cuaca pada Areal
persawahan di Pulau Jawa dan pengaruhnya terhadap produktivitas padi”, Makalah
Pekan Kaji dan Uji Hasil Litbang Pusfatja-LAPAN 1998/1999.
Erfan, D., 1999,
Pendugaan tingkat produktivitas tanaman padi dan palawija dengan VSM dan neraca
tanaman air, Skripsi Sarjana, Jurusan GM, FMIPA-IPB, Bogor.
Adiningsih, E.S,
Evri, M. dan Santosa, I., 1994, “Estimasi produksi pada sawah dengan data iklim
dan data satelit multitemporal”, Majalah LAPAN, No. 70, pp. 16-28.
Lampiran 1a. Luas sawah (Ha) dan
prakiraan luas panen padi (%) tiap
kabupaten di Jawa Barat periode Januari-April 2002
NO. |
KABUPATEN |
L.SAWAH |
L.WILAYAH |
%_SAWAH |
PANEN_I |
AWAN |
%_PANEN |
1 |
Bogor |
36,830 |
330,244 |
11 |
31,075 |
3,518 |
84 |
2 |
Sukabumi |
35,008 |
436,346 |
8 |
25,115 |
6,109 |
72 |
3 |
Cianjur |
48,236 |
375,069 |
13 |
34,200 |
1,391 |
71 |
4 |
Bandung |
61,150 |
327,356 |
19 |
30,740 |
2,542 |
50 |
5 |
Garut |
19,138 |
312,917 |
6 |
12,567 |
1,420 |
66 |
6 |
Tasik |
43,505 |
296,309 |
15 |
25,098 |
511 |
58 |
7 |
Ciamis |
39,839 |
285,224 |
14 |
28,157 |
837 |
71 |
8 |
Kuningan |
37,764 |
123,148 |
31 |
31,584 |
935 |
84 |
9 |
Cirebon |
52,248 |
109,151 |
48 |
26,663 |
32 |
51 |
10 |
Majalengka |
35,214 |
131,642 |
27 |
32,509 |
10 |
92 |
11 |
Sumedang |
16,145 |
159,726 |
10 |
14,022 |
186 |
87 |
12 |
Indramayu |
140,898 |
207,270 |
68 |
77,336 |
2,426 |
55 |
13 |
Subang |
96,467 |
216,267 |
45 |
32,931 |
5,379 |
34 |
14 |
Purwakarta |
10,444 |
95,739 |
11 |
6,578 |
1,329 |
63 |
15 |
Karawang |
122,529 |
189,029 |
65 |
30,475 |
5,686 |
25 |
16 |
Bekasi |
92,010 |
145,330 |
63 |
21,910 |
21,987 |
24 |
17 |
Jak.Utara |
3,188 |
13,255 |
24 |
174 |
594 |
5 |
18 |
Jak.Barat |
4,862 |
12,569 |
39 |
188 |
2,827 |
4 |
19 |
Jak.Pusat |
0 |
4,988 |
0 |
0 |
0 |
0 |
20 |
Jak.Timur |
2,244 |
19,710 |
11 |
8 |
1,111 |
0 |
21 |
Jak.Selatan |
611 |
16,436 |
4 |
11 |
528 |
2 |
|
JUMLAH |
1,111,047.8 |
4,743,881.8 |
26.0 |
461,341 |
|
48 |
Sumber data : Peta present Landuse
1:250.000 tahun 1990 dan hasil proses data Landsat-7 bulan Desember
2001-Januari 2002.
Keterangan: * sebagian wilayah
tidak tercover, ** seluruh wilayah tidak tercover
Lampiran 1b. Luas sawah (Ha) dan prakiraan luas panen padi
(%) tiap kabupaten di Banten
periode Januari-April 2002
NO. |
KABUPATEN |
L.SAWAH |
L.WILAYAH |
%_SAWAH |
PANEN_I |
AWAN |
%_PANEN |
1 |
Pandeglang |
41,676 |
286,397 |
15 |
30,543 |
0 |
76 |
2 |
Lebak |
25,004 |
339,897 |
7 |
24,401 |
4,242 |
72 |
3 |
Tangerang |
77,348 |
128,029 |
60 |
18,845 |
39,876 |
24 |
4 |
Serang |
68,696 |
181,836 |
38 |
52,903 |
12,820 |
70 |
|
JUMLAH |
212,724 |
936,159 |
22,72 |
126,692 |
|
60.25 |
Sumber data : Peta present Landuse
1:250.000 tahun 1990, hasil proses data Landsat-7 bulan Desember 2001-Januari
2002 dan data NOAA-AVHRR (angka dicetak tebal).
Lampiran
2. Luas sawah (Ha) dan prakiraan luas panen padi (Ha) tiap kabupaten di Jawa Tengah danYogyakarta
periode Januari-April 2002
NO. |
KABUPATEN |
L.SAWAH |
L.WILAYAH |
%_SAWAH |
PANEN_I |
AWAN |
%_PANEN |
1 |
Cilacap |
80,254 |
235,146 |
34 |
36,827 |
11,291 |
46 |
2 |
Banyumas |
45,478 |
142,404 |
32 |
11,379 |
24,380 |
25 |
3 |
Purbalingga |
30,528 |
82,843 |
37 |
6,418 |
16,325 |
21 |
4 |
Banjarnegara |
20,941 |
113,929 |
18 |
407 |
17,460 |
2 |
5 |
Kebumen |
45,718 |
134,583 |
34 |
2,891 |
32,733 |
6 |
6 |
Purworejo |
34,760 |
109,237 |
32 |
1,104 |
23,017 |
3 |
7 |
Wonosobo |
6,925 |
100,390 |
7 |
6 |
6,850 |
0 |
8 |
Magelang |
56,155 |
110,572 |
51 |
14,095 |
34,688 |
25 |
9 |
Boyolali |
42,915 |
109,988 |
39 |
6,962 |
33,334 |
16 |
10 |
Klaten |
49,876 |
66,782 |
75 |
4,943 |
32,375 |
10 |
11 |
Sukoharjo |
31,318 |
52,934 |
59 |
2,542 |
643 |
8 |
**12 |
Wonogiri |
32,509 |
192,551 |
17 |
29,991 |
0 |
69 |
13 |
Karanganyar |
34,539 |
86,668 |
40 |
1,370 |
2,390 |
4 |
14 |
Sragen |
60,738 |
98,613 |
62 |
87 |
3,909 |
0 |
15 |
Grobogan |
98,691 |
200,607 |
49 |
35,760 |
7,614 |
36 |
**16 |
Blora |
68,073 |
196,238 |
35 |
61,956 |
0 |
78 |
**17 |
Rembang |
25,753 |
107,826 |
24 |
23,497 |
0 |
75 |
* 18 |
Pati |
72,684 |
159,092 |
46 |
4,248 |
587 |
6 |
19 |
Kudus |
23,427 |
46,052 |
51 |
18,712 |
2,008 |
80 |
20 |
Jepara |
22,720 |
99,044 |
23 |
10,644 |
1,764 |
47 |
21 |
Demak |
82,219 |
100,433 |
82 |
66,636 |
3,935 |
81 |
22 |
Semarang |
30,642 |
100,874 |
30 |
991 |
26,348 |
3 |
23 |
Temanggung |
32,741 |
92,193 |
36 |
12,457 |
18,992 |
38 |
24 |
Kendal |
30,899 |
102,274 |
30 |
19,795 |
1,339 |
64 |
25 |
Batang |
13,276 |
77,627 |
17 |
9,501 |
1,231 |
72 |
26 |
Pekalongan |
20,019 |
97,882 |
20 |
9,509 |
524 |
48 |
27 |
Pemalang |
44,167 |
113,326 |
39 |
31,721 |
2,600 |
72 |
28 |
Tegal |
63,799 |
99,979 |
64 |
26,600 |
2,211 |
42 |
29 |
Brebes |
34,856 |
174,552 |
20 |
13,254 |
157 |
38 |
30 |
K.Magelang |
729 |
1,306 |
56 |
123 |
77 |
17 |
**31 |
K.Surakarta |
1,311 |
4,552 |
29 |
0 |
0 |
0 |
* 32 |
K.Salatiga |
887 |
5,448 |
16 |
186 |
621 |
21 |
33 |
KSemarang |
9,471 |
38,049 |
25 |
4,732 |
1,489 |
50 |
34 |
K.Pekalongan |
3,366 |
5,802 |
58 |
1,699 |
211 |
50 |
**35 |
K.Tegal |
694 |
4,421 |
16 |
0 |
0 |
0 |
36 |
Kulonprogo |
10,754 |
60,674 |
18 |
2,400 |
7,468 |
22 |
37 |
Sleman |
37,962 |
57,411 |
66 |
7,648 |
21,863 |
20 |
38 |
Bantul |
24,161 |
49,239 |
49 |
7,323 |
12,726 |
30 |
39 |
GnKidul |
16,407 |
149,013 |
11 |
7,320 |
6,546 |
45 |
40 |
K.Yogyakarta |
430 |
3,156 |
14 |
171 |
216 |
40 |
|
JUMLAH |
1,342,786.3 |
3,783,709.0 |
35.5 |
380,454.5 |
|
31.1 |
Sumber data : Peta present Landuse
1:250.000 tahun 1990 dan hasil proses data Landsat-7 bulan Desember
2001-Januari 2002.
Keterangan: * sebagian wilayah
tidak tercover, ** seluruh wilayah tidak tercover
Lampiran
3. Luas sawah (Ha) dan prakiraan luas panen padi (%) tiap kabupaten di Jawa Timur periode
Januari-April 2002
NO. |
KABUPATEN |
L.SAWAH |
L.WILAYAH |
%_SAWAH |
PANEN |
AWAN |
%_PANEN |
**1 |
Pacitan |
6,847 |
139,641 |
5 |
5,528 |
0 |
76 |
**2 |
Ponorogo |
54,252 |
144,617 |
38 |
52,937 |
0 |
69 |
** 3 |
Trenggalek |
16,334 |
123,113 |
13 |
15,200 |
0 |
75 |
* 4 |
Tl.Agung |
39,406 |
113,757 |
35 |
164 |
1,694 |
0 |
* 5 |
Blitar |
47,552 |
176,678 |
27 |
6,396 |
13,252 |
13 |
* 6 |
Kediri |
82,177 |
162,050 |
51 |
39,660 |
7,878 |
48 |
7 |
Malang |
72,874 |
381,303 |
19 |
29,747 |
14,698 |
41 |
8 |
Lumajang |
49,092 |
179,533 |
27 |
20,122 |
10,883 |
41 |
9 |
Jember |
108,343 |
340,900 |
32 |
26,238 |
51,840 |
24 |
10 |
Banyuwangi |
81,799 |
353,285 |
23 |
64,333 |
3,421 |
79 |
11 |
Bondowoso |
32,194 |
157,060 |
20 |
15,304 |
10,737 |
48 |
12 |
Situbondo |
18,759 |
170,626 |
11 |
7,457 |
7,159 |
40 |
13 |
Probolinggo |
6,304 |
183,024 |
3 |
4,301 |
64 |
68 |
14 |
Pasuruan |
15,998 |
157,692 |
10 |
11,241 |
268 |
70 |
15 |
Sidoarjo |
10,107 |
70,584 |
14 |
1,074 |
149 |
11 |
16 |
Mojokerto |
3,565 |
101,953 |
3 |
1,429 |
43 |
40 |
17 |
Jombang |
5,805 |
110,046 |
5 |
4,112 |
207 |
71 |
**18 |
Nganjuk |
43,907 |
128,785 |
34 |
34,022 |
0 |
74 |
**19 |
Madiun |
33,483 |
114,863 |
29 |
29,044 |
0 |
78 |
**20 |
Magetan |
35,123 |
73,577 |
48 |
30,082 |
0 |
74 |
**21 |
Ngawi |
63,435 |
142,858 |
44 |
39,938 |
0 |
74 |
**22 |
Bojonegoro |
56,420 |
236,290 |
24 |
55,289 |
0 |
73 |
**23 |
Tuban |
70,132 |
202,762 |
35 |
48,651 |
0 |
78 |
*24 |
Lamongan |
72,793 |
180,350 |
40 |
25,591 |
909 |
35 |
25 |
Gresik |
18,823 |
107,113 |
18 |
3,725 |
317 |
20 |
26 |
Bangkalan |
29,471 |
131,702 |
22 |
24,113 |
413 |
82 |
27 |
Sampang |
4,798 |
123,840 |
4 |
608 |
1,742 |
13 |
28 |
Pamekasan |
10,045 |
80,603 |
12 |
3,502 |
5,843 |
35 |
29 |
Sumenep |
5,273 |
140,070 |
4 |
292 |
4,556 |
6 |
30 |
Kd.Surabaya |
6,829 |
36,376 |
19 |
116 |
240 |
2 |
|
JUMLAH |
1,101,935.5 |
4,765,046.8 |
23.1 |
|
|
49 |
Sumber data : Peta present Landuse
1:250.000 tahun 1990 dan hasil proses data Landsat-7 bulan Desember
2001-Januari 2002.
Keterangan: * sebagian wilayah
tidak tercover, ** seluruh wilayah tidak tercover
Lampiran
4. Persentase pencapaian panen tiap propinsi
PROPINSI |
LUAS SAWAH (Ha) |
LUAS PANEN (Ha) |
PERSENTASE |
|
JAWA BARAT |
898,323.8 |
461,339.5 |
51.4 |
|
BANTEN |
|
212,724.0 |
126,692 |
60.2 |
JAWA TENGAH |
1,253,072.8 |
355,593.8 |
31.6 |
|
YOGYAKARTA |
89,713.5 |
24,860.8 |
27.7 |
|
JAWA TIMUR |
1,101,935.5 |
600,216 |
49.0 |
|
JUMLAH |
|
3,555,769.5 |
1,155,873 |
38.5 |
Lampiran
5. Luas sawah (Ha) dan prakiraan luas panen padi (%) tiap kabupaten di Bali periode Januari-April 2002
NO. |
KABUPATEN |
L.SAWAH |
L.WILAYAH |
%_SAWAH |
PANEN |
AWAN |
%_PANEN |
1 |
Badung |
9148 |
|
|
2531 |
575 |
28 |
2 |
Bangli |
3015 |
|
|
1895 |
0 |
63 |
3 |
Buleleng |
18937 |
|
|
6495 |
2392 |
34 |
4 |
Gianyar |
16932 |
|
|
2901 |
716 |
17 |
5 |
Jembrana |
12462 |
|
|
7733 |
1228 |
62 |
6 |
Karangasem |
7648 |
|
|
1838 |
1925 |
24 |
7 |
Kd.
Denpasar |
6483 |
|
|
129 |
529 |
2 |
8 |
Klungkung |
5750 |
|
|
2169 |
145 |
38 |
9 |
Tabanan |
20269 |
|
|
16681 |
454 |
82 |
|
Total |
100644 |
|
|
42372 |
7965 |
42 |
Sumber data : Peta present Landuse
1:250.000 tahun 1990 dan hasil proses data Landsat-7 bulan Desember
2001-Januari 2002.
Keterangan: * sebagian wilayah
tidak tercover, ** seluruh wilayah tidak tercover
Lampiran
6
|
Gambar 1. Citra Komposit kanal
5,4,2 Landsat 7 daerah Jawa Barat tahun 2002 |
Sumber data: Pusat Data Inderaja, LAPAN
Lampiran 2
|
Gambar 2. Citra Komposit kanal
5,4,2 Landsat 7 daerah Jawa Tengah tahun 2002 |
Sumber data:Pusat Data
Inderaja, LAPAN
Lampiran 3
|
Gambar 3. Citra Komposit kanal
5,4,2 Landsat 7 daerah Jawa Timur tahun 2002 |
Sumber data:Pusat Data
Inderaja, LAPAN
|
Gambar
4. Komposit citra Landsat pulau Bali P/R 116-117 (66) tahun 1997 dan 2001,
batas pantai, batas kabupaten, areal persawahan dan permukiman |