LAPAN

 

LAPORAN

 

 

 

PENGAMATAN PERGERAKAN

POSISI ZONA AWAN PENGHASIL HUJAN

DAN LIPUTAN AWAN DI ATAS WILAYAH INDONESIA

DARI DATA SATELIT GMS.

Bulan April 2002 

SERTA PREDIKSI CURAH HUJAN DAN EL-NINO DI INDONESIA

Bulan Mei  s/d Juli 2002

 

 

 

 

 

 

 

Dilaksanakan Oleh:

PUSAT PENGEMBANGAN PEMANFAATAN DAN TEKNOLOGI PENGINDERAAN JAUH

 

 

 

 

 

 

 

LEMBAGA PENERBANGAN DAN ANTARIKSA NASIONAL

JAKARTA 

2002


RINGKASAN EKSEKUTIF

 

Posisi Zona awan penghasil hujan Inter-tropical Convergence Zone (ITCZ) pada minggu I bulan April 2002 berada di utara ekuator, minggu II bergerak ke selatan sehingga berada di selatan ekuator, minggu III bergeser kembali ke utara sehingga berada di atas ekuator, minggu IV bergerak lagi ke utara sehingga berada di utara ekuator.

Posisi  South Pacific Convergence Zone (SPCZ) minggu I bergerak ke arah selatan, sehingga posisi berada di Irian Jaya begian selatan, minggu II bergeser ke utara sehingga posisi di atas Irian Jaya, minggu III masih berada di atas Irian Jaya, minggu IV juga masih berada di atas Irian Jaya.

Kondisi liputan awan pada minggu I April 2002 di wilayah Indonesia mengalami peningkatan sebesar 5% dibandingkan dengan minggu sebelumnya, kecuali Kepulauan Nusa Tenggara, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Selatan, dan Irian Jaya mengalami penurunan liputan awan. Pada minggu II wilayah Indonesia mengalami penurunan sebesar 10% dibandingkan minggu sebelumnya, kecuali di Nusa Tenggara Timur, Kalimantan Barat, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Selatan, dan Irian Jaya mengalami peningkatan liputan awan.  Pada minggu III wilayah Indonesia mengalami sedikit peningkatan dari minggu sebelumnya sebesar 4% kecuali Bali, Nusa Tenggara, Kalimantan Barat, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Selatan, dan Irian Jaya mengalami penurunan liputan. Pada minggu IV secara umum liputan awan di Indonesia mengalami sedikit penurunan sebesar 2% kecuali di P. Sumatera, P.Kalimantan, P. Sulawesi, dan Kepulauan Maluku mengalami peningkatan liputan awan. Berdasarkan pengamatan awan selama bulan April 2002 dapat dikemukakan bahwa wilayah Indonesia umumnya mengalami perubahan musim, dengan liputan awan yang cenderung berfluktuasi yaitu pada minggu I dan III April 2002 mengalami peningkatan, sedangkan pada minggu II dan IV mengalami penurunan.

 Kondisi curah hujan bulan April 2002 berdasarkan data Outgoing Longwave Radiation (OLR) mengalami penurunan dibandingkan dengan bulan Maret 2002. Kecuali Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau, dan Lampung mengalami peningkatan curah hujan. Jika dibandingkan dengan kondisi normalnya, curah hujan bulan April 2002 masih berada sedikit di atas normal.  Kondisi di atas normal terjadi di Aceh, Sumatera Utara, Jawa Tengah, Jawa barat, Sulawesi Tengah, dan Irian Jaya.  Kondisi air pertanian di sentra produksi Sumatra Utara dan Aceh masih tercukupi sedangkan di P.Jawa, Bali dan Sulawesi Selatan makin berkurang walaupun di Jawa Barat dan Sulawesi Selatan  masih terdapat curah hujan pada bulan April 2002.

Berdasarkan data OLR curah hujan pada bulan Mei 2002 diprakirakan mengalami penurunan dibandingkan dengan bulan April 2002. Kecuali Kalimantan Timur mengalami peningkatan curah hujan. Jika dibandingkan dengan kondisi normalnya, curah hujan bulan Mei 2002 mendekati kondisi normalnya. Pada bulan ini Jawa, Bali, Nusa Tenggara, Sulawesi Selatan, dan Sulawesi Tengah mulai mengalami musim kemarau. Kondisi air di sentra produksi padi di Aceh dan Sumatra Utara masih cukup, sedangkan di Jawa, Bali, dan Sulawesi Selatan mulai berkurang.

Prakiraan curah hujan pada bulan Juni 2002 berdasarkan data OLR  sebagian besar wilayah Indonesia mengalami penurunan. Kecuali Sulawesi Utara dan Maluku Utara, mengalami peningkatan curah hujan. Dibandingkan dengan kondisi normalnya curah hujan pada bulan Juni 2002 sedikit di bawah normal.  Kondisi di bawah normal dapat terjadi di Riau, Jambi, Sulawesi Tengah, dan sebagian kecil Kalimantan Tengah. Di Riau, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan harus diwaspadai adanya kebakaran hutan pada bulan Juni 2002.  Kondisi air di sentra produksi padi di Aceh dan Sumatera Utara masih tercukupi, sedangkan di P. Jawa, Bali dan Sulawesi Selatan mulai berkurang.

Prakiraan curah hujan pada bulan Juli 2002 sedikit mengalami penurunan dibandingkan pada bulan Juni 2002. Penurunan curah hujan dapat terjadi di Sulawesi Utara, sebagian kecil Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, dan Irian Jaya. Jika dibandingkan dengan kondisi normal curah hujan pada bulan Juli 2002 diperkirakan mendekati kondisi normalnya kecuali Sulawesi Utara yang sedikit di bawah normal. Kewaspadaan kebakaran hutan di Riau, Sumatera Selatan, Kalimantan Tengah dan Kalimantan Selatan perlu ditingkatkan. Kondisi air di sentra produksi padi di Aceh dan Sumatera Utara masih cukup sedangkan di P. Jawa, Bali, dan Sulawesi Selatan mulai berkurang.         

          Tahun 2002 diprakirakan oleh para pakar akan terjadi El Nino namun merupakan El Nino lemah. Dilihat dari anomali Sea Surface Temperature (SST) periode Mei - Juli 2002 di perairan Indonesia masih tampak hangat, sehingga pembentukan awan masih efektif di wilayah ini dan hujan pada periode ini masih terjadi. Suhu permukaan laut di Pasifik masih dalam kisaran normal walaupun sedikit lebih hangat, kenampakan El Nino masih kecil. Pada periode Agustus - Oktober 2002, SST di Pasifik semakin hangat sedangkan di wilayah Indonesia lebih dingin, sehingga pada periode ini di Indonesia diprakirakan sudah mulai kemarau dengan curah hujan yang rendah. Pada periode November - Januari 2003 SST di Pasifik masih lebih hangat dibandingkan dengan wilayah Indonesia. Diprakirakan curah hujan pada periode ini akan lebih rendah dibandingkan normalnya. Munculnya El Nino diprakirakan pada periode November 2002  - Januari 2003.


DAFTAR ISI

 

RINGKASAN EKSEKUTIF …………………………………………………...

i

DAFTAR ISI ……………………………………………………………………

iii

1.

Kondisi Awan Bulan April 2002 …………………………………….

1

1.1.

Minggu I ………………………………………………………………..

1

1.2.

Minggu II ……………………………………………………………….

2

1.3.

Minggu III ………………………………………………………………

4

1.4.

Minggu IV ………………………………………………………………

5

2.

Kondisi Curah Hujan Bulan Maret 2002 dan Prakiraan Bulan April s/d Juni 2002 …………………………………………………………

7

3.

Prediksi El Nino……………………………………………………….

9

 

Daftar Pustaka

11

Lampiran 1:

Citra Liputan Awan serta Garis Berat Posisi ITCZ dan SPCZ……………………………………………………………

12

Lampiran 2:

Persentase Liputan Awan Minggu I s/d Minggu IV Bulan Maret 2002 …………………………………………………….

14

Lampiran 3:

OLR dan Curah Hujan Rata-rata Bulanan untuk Bulan Maret 2002 serta Prediksi Bulan April, Mei, dan Juni 2002

18

Lampiran 4:

Nilai Curah Hujan Bulan Maret 2002 dan Prediksi Nilai Curah Hujan Bulan April s/d Juni 2002 Berdasarkan data OLR di setiap Propinsi………………………………………

21


1. KONDISI AWAN BULAN APRIL 2002

            Pengamatan dan evaluasi pergeseran musim di Indonesia dalam jangka pendek dapat dilakukan antara lain dengan mengamati posisi zona awan penghasil hujan, yaitu ITCZ (Inter-Tropical Convergence Zone) dan SPCZ (South Pasific Convergence Zone), serta mengamati perkembangan liputan awan penghasil hujan dari data satelit GMS. Selanjutnya prediksi pergeseran musim dapat dilakukan berdasarkan analisis kecenderungan arah pergerakan posisi kedua zona tersebut dan dari prediksi curah hujan berdasarkan data suhu permukaan laut Pasifik Tropik dan OLR (Out-going Longwave Radiation).

 

1.1. Minggu I

            Posisi zona awan penghasil hujan ITCZ pada minggu I April 2002 bergerak ke arah utara baik bagian barat, maupun di bagian timur, dibandingkan dengan posisi sebelumnya yakni pada minggu IV Maret 2002, sehingga posisi ITCZ berada di utara ekuator. Posisi SPCZ pada minggu ini bergerak ke  arah salatan, sehingga posisinya berada di Irian Jaya bagian selatan.  Kondisi ini menyebabkan terjadinya peningkatan liputan awan di wilayah Indonesia terutama di P. Sumatera (kecuali Aceh, Sumatera Utara dan Riau), P. Kalimantan, P. Jawa (kecuali di Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Timur),  P. Bali,  P. Sulawesi (kecuali di Sulawesi  Tenggara dan Sulawesi Selatan), Maluku, dan Irian Jaya.

Liputan awan di wilayah Indonesia pada minggu I April 2002 rata-rata meningkat sebesar 5% dibandingkan dengan sebelumnya (minggu IV Maret 2002). Liputan awan di P. Sumatera pada minggu I April mengalami peningkatan 9% dibandingkan minggu sebelumnya dan berkisar antara 87% (di Aceh dan Riau) hingga mencapai 100% (di Bengkulu Sumatera Selatan,  dan Lampung). Liputan awan di P. Jawa rata-rata mengalami peningkatan sebesar 6% dibandingkan minggu sebelumnya dan berkisar antara 84% (di Jawa Timur) hingga 100% (di DKI Jakarta). Di wilayah Bali liputan awan mengalami peningkatan sebesar 8%, dan kepulauan Nusa Tenggara liputan awan mengalami penurunan sebesar 8%. Rata-rata liputan awan di Bali dan Nusa Tenggara pada minggu ini sebesar 43% menurun 2% dibandingkan pada minggu sebelumnya.

Sementara itu, liputan awan di P. Kalimantan meningkat sebesar 8% dibandingkan dengan minggu sebelumnya. Rata-rata liputan awan di Kalimantan pada minggu ini adalah 88% dan berkisar antara 75% (di Kalimantan Timur) hingga 94% (di Kalimantan Tengah). Rata-rata liputan awan di P. Sulawesi pada minggu ini sama dengan minggu sebelumnya mencapai 82%. Liputan awan yang mengalami peningkatan terjadi di Sulawesi Utara dan Sulawesi Tengah, sedangkan di Sulawesi Tenggara dan Sulawesi Selatan mengalami penurunan. Kisaran liputan awan di P. Sulawesi berada antara 70% (di Sulawesi Tenggara) hingga 89% (di Sulawesi  Tengah dan Sulawesi Selatan).

Di wilayah Indonesia bagian timur, khususnya di Maluku terjadi peningkatan liputan awan dan Irian Jaya terjadi penurunan liputan awan. Liputan awan di kedua wilayah ini berkisar antara 75% (Maluku) dan 84% (Irian Jaya), dimana peningkatan liputan awan di Maluku mencapai sebesar 11%, sedangkan penurunan liputan awan di Irian Jaya mencapai sebesar 8% dibandingkan dengan minggu sebelumnya (Minggu IV Maret 2002).

 

1.2. Minggu II          

Pada minggu II April 2002 posisi zona awan penghasil hujan ITCZ  bergeser ke arah selatan mencapai ekuator di bagian barat dan di bagian timur  melewati ekuator sehingga posisi ITCZ berada di ekuator bagian baratnya sedangkan posisi ITCZ bagian timur berada di sebelah selatan ekuator. Sementara itu posisi SPCZ bergeser lagi ke arah utara, sehingga posisinya  berada di atas Irian Jaya. Oleh sebab itu liputan awan di wilayah Indonesia pada minggu ini mengalami penurunan yaitu sebesar 16% dibandingkan minggu sebelumnya. Penurunan liputan awan terutama terjadi di Indonesia bagian barat, yaitu di wilayah P. Jawa, P. Sumatera, P. Kalimantan (kecuali Kalimantan Barat), Bali, Nusa Tenggara Barat, P. Sulawesi (kecuali Sulawesi Selatan dan Sulawesi Tenggara) dan Maluku. P. Sumatera pada minggu ini di seluruh wilayah  mengalami penurunan liputan awan rata-rata sebesar 25% dibandingkan minggu sebelumnya. Rata-rata liputan awan di P. Sumatera pada minggu II April 2002 mencapai 79% (di Bengkulu) dan terendah 62% (di Riau dan Lampung).

 Liputan awan di P. Sumatera seluruh wilayah mengalami penurunan dibandingkan dengan minggu sebelumnya. Penurunan Liputan awan di P. Sumatera sebesar 25% dibandingkan dengan Minggu I April 2002 dan rata-ratanya mencapai 70%. Liputan awan di P. Jawa seluruh wilayah juga mengalami penurunan, penurunan liputan awan sebesar 18% dibandingkan dengan minggu sebelumnya, rata-ratanya mencapai 73%. Penurunan liputan awan juga terjadi di wilayah Bali dan Nusa Tenggara (kecuali di Nusa Tenggara Timur terjadi peningkatan). Liputan awan di Bali dan Nusa Tenggara Barat menurun masing-masing sebesar 12% dan 2%, sedang di Nusa Tenggara Timur liputan awan mengalami peningkatan sebesar 35% di bandingkan minggu I April 2002. Liputan awan tertinggi terjadi di Nusa Tenggara Timur (59%) dan terendah di Nusa Tenggara Barat (36%).

 Persentase liputan awan rata-rata di P. Kalimantan pada minggu ini juga mengalami penurunan sebesar 12% dari minggu sebelumnya, kecuali di Kalimantan Barat terjadi peningkatan liputan awan sebesar 9%. Liputan awan rata-rata di P. Kalimantan pada minggu ini masih cukup tinggi mencapai 76%. Persentase liputan awan rata-rata di Kalimantan berkisar antara 43% (di Kalimantan Timur) hingga 97% (di Kalimantan Barat). Liputan awan di P. Sulawesi rata-rata mengalami penurunan sebesar 16% dibandingkan pada minggu sebelumnya, penurunan liputan awan terjadi di Sulawesi Utara dan Sulawesi Tengah masing-masing sebesar 51% dan 24%. Sedangkan di Sulawesi Tenggara dan Sulawesi Selatan terjadi peningkatan masing-masing sebesar 5% dan 6%. Liputan awan di P. Sulawesi berkisar antara 30% (di Sulawesi Utara) hingga 95% (di Sulawesi Selatan).

 Wilayah Irian Jaya pada minggu ini mengalami peningkatan liputan awan rata-rata sebesar 12% dibanding pada minggu sebelumnya (84%), sedang di wilayah Maluku mengalami penurunan sebesar 37% dibandingkan pada minggu sebelumnya (75%). Kisaran liputan awan di Maluku dan Irian Jaya masing-masing mencapai 38% dan 96% pada posisi minggu II April 2002.

 

1.3. Minggu III

Pada minggu III April 2002 posisi zona awan penghasil hujan ITCZ  terus bergeser kembali ke utara jika dibandingkan dengan posisi pada minggu sebelumnya, sehingga posisi ITCZ melewati ekuator di bagian timur sedangkan di bagian barat masih berada di atas ekuator. Posisi SPCZ pada minggu ini bergeser ke arah selatan, sehingga posisinya masih berada di atas Irian Jaya. Secara umum liputan awan di wilayah Indonesia pada minggu ini sedikit mengalami peningkatan rata-rata sebesar 4% dibandingkan minggu sebelumnya.

Di P. Sumatera seluruh daerah mengalami peningkatan liputan awan dengan rata-rata mencapai 84% meningkat sebesar 14%. Liputan awan di P. Sumatera berkisar antara 69% (di Riau) hingga 97% (di Aceh).

Liputan awan di P. Jawa mengalami peningkatan tetapi liputan awan masih sangat tinggi hingga rata-rata mencapai 92% dibandingkan dengan sebelumnya meningkat sebesar 19%. Kisaran liputan awan di P. Jawa antara 82% (di Jawa Timur) hingga 100% (di D.I. Yogyakarta). Sementara itu, di Bali dan Nusa Tenggara terjadi penurunan liputan awan cukup tinggi sebesar 31% dari minggu sebelumnya, rata-ratanya mencapai 19%.

Liputan awan rata-rata di P. Kalimantan pada minggu III April 2002 juga mengalami peningkatan sebesar 2% dibandingkan dengan minggu II. Peningkatan liputan awan tejadi di Kalimantan Timur dan Kalimantan Selatan masing-masing sebesar 3% dan 9%, sedangkan di Kalimantan Barat terjadi penurunan masing-masing sebesar 2% dan 3%. Liputan awan tertinggi mencapai 94% di Kalimantan Barat, sedangkan terendah di Kalimantan Timur sebesar 46%. Sementara itu, liputan awan di seluruh wilayah P. Sulawesi mengalami penurunan rata-rata sebesar 5% dibandingkan dengan minggu sebelumnya, rata-rata minggu ini mencapai 61%. Penurunan liputan awan terjadi di Sulawesi Tenggara dan Sulawesi Selatan masing-masing sebesar 13% dan 16%, sedangkan di Sulawesi Utara dan Sulawesi Tengah peningkatan liputan awan masing-masing sebesar 1% dan 6%. Liputan awan terendah di P. Sulawesi terjadi di Sulawesi Utara sebesar 31% dan tertinggi di Sulawesi Selatan sebesar 79%.

Liputan awan di Maluku terjadi peningkatan sebesar 10% dibandingkan dengan minggu sebelumnya, liputan awan rata-rata pada minggu ini mencapai 48%. Sedangkan di Irian Jaya terjadi penurunan liputan awan sebesar 1% meskipun liputan awan rata-rata di Irian Jaya mencapai 95%.

 

1.4. Minggu IV

Pada minggu IV April 2002 posisi zona awan penghasil hujan ITCZ  bergeser lagi ke arah utara melewati ekuator jika dibandingkan dengan minggu III, sehingga posisinya berada di utara ekuator baik di bagian barat maupun di bagian timur. Posisi SPCZ pada minggu ini sedikit bergeser ke arah utara dibandingkan minggu sebelumnya, sehingga posisinya masih berada di atas di Irian Jaya. Secara umum liputan awan di Indonesia pada minggu IV April 2002 dibandingkan minggu sebelumnya mengalami sedikit penurunan sebesar 2%.

Liputan awan di P. Sumatera pada minggu ini hampir seluruh wilayah mengalami peningkatan sebesar 13% dengan rata-rata liputan awan masih tinggi mencapai 97% dari minggu sebelumnya sebesar 84%.

Liputan awan di P. Jawa di seluruh wilayah rata-rata mengalami penurunan yang cukup tajam sebesar 65% dibandingkan dengan minggu sebelumnya mencapai 92%. Liputan awan terendah terjadi di Jawa Timur (8%) dan tertinggi di D.K.I. Jakarta (59%). Penurunan liputan awan yang cukup tajam di P. Jawa terjadi di D.I. Yogyakarta sebesar 89% dari minggu sebelumnya liputan awannya mencapai 100%.

Sementara itu penurunan liputan awan juga terjadi di Bali, dan Nusa Tenggara dengan rata-rata menurun 19%. Liputan awan rata-rata di Nusa Tenggara Barat dan Bali pada minggu IV April 2002 mencapai 0% dibandingkan dengan minggu sebelumnya yang masing-masing mencapai 15% dan 39%, sedang liputan awan di Nusa Tenggara Timur pada minggu ini mencapai 1%.

Kondisi liputan awan di P. Kalimantan seluruh wilayah mengalami peningkatan mencapai sebesar 18% dibandingkan dengan minggu sebelumnya yang mencapai 78%. Pada minggu IV April 2002 rata-rata liputan awan di P. Kalimantan mencapai 96%. Kisaran liputan awan di Kalimantan berkisar 90% di Kalimantan Timur hingga 98% di  Kalimantan Tengah dan Kalimantan Barat.

Di P. Sulawesi di seluruh wilayah mengalami peningkatan liputan awan mencapai sebesar 28% dibandingkan dengan minggu sebelumnya. Rata-rata liputan awan di P. Sulawesi mencapai 89%. Persentase liputan awan tertinggi terjadi di Sulawesi Tengah sebesar 94% dan terendah di Sulawesi Selatan sebesar 85%.

Di wilayah Indonesia Timur  terutama di Maluku juga mengalami peningkatan liputan awan rata-rata mencapai sebesar 43% dibandingkan dengan minggu sebelumnya. Rata-rata liputan awan di wilayah ini mencapai 91%. Sedangkan liputan awan di Irian Jaya mengalami penurunan sebesar 5% dibandingkan minggu sebelumnya, dimana liputan awan masih tinggi mencapai 90%. Berdasarkan pengamatan liputan awan selama bulan April 2002 dapat dikemukakan bahwa wilayah Indonesia umumnya mengalami perubahan  musim, dengan liputan awan yang cenderung berfluktuasi yaitu pada minggu I dan III April 2002 mengalami peningkatan, sedangkan pada minggu II dan IV April 2002 liputan awan mengalami penurunan.

 

 

 

2. KONDISI CURAH HUJAN BULAN APRIL 2002 DAN PRAKIRAAN BULAN    MEI  S/D JULI 2002

            Kondisi curah hujan bulan April 2002 curah hujan bulan April 2002 berdasarkan hasil pemantauan dengan data Outgoing Longwave Radiation (OLR) mengalami penurunan curah hujan di bandingkan dengan curah hujan pada bulan Maret 2002.  Penurunan curah hujan terutama terjadi di kepulauan Nusa Tenggara, Jawa Timur, Jawa Tengah, bagian Timur, Maluku, Sulawesi Utara, Kalimantan  tengah, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur dan Irian Jaya.  Peningkatan curah hujan masih terjadi di Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau dan Lampung. Jika dibandingkan dengan kondisi normalnya, arah hujan bulan April 2002 masih berada sedikit di atas normal.  Kondisi dengan di Aceh, Sumut, Jateng, bagian barat, Sulawesi Tengah dan Irian Jaya.  Kondisi air pertanian sentra produksi Sumatra Utara dan Aceh masih tercukupi sedangkan di P.Jawa, Bali dan Sumatera Selatan makin berkurang walaupun di Jawa Barat dan Sulawesi Selatan  masih terdapat curah hujan pada bulan April 2002.

                Dari perkembangan ITCZ dan SPCZ serta liputan awan selama bulan April 2002 dapat dikemukakan bahwa penutupan awan di atas wilayah Indonesia umumnya berfluktuasi. Jika dibandingkan pada bulan Maret 2002, pada minggu I dan minggu III mengalami peningkatan, sedangkan pada minggu II dan minggu IV mengalami penurunan. Hal ini disebabkan akan terjadinya pergantian musim dari penghujan ke musim kemarau, baik di daerah-daerah yang terletak di utara ekuator maupun yang berada di selatan ekuator. Pada bulan Mei 2002 liputan awan di wilayah Indonesia baik di sebelah selatan ekuator maupun di utara ekuator diprakirakan akan menurun sejalan dengan pergeseran posisi ITCZ yang bergerak ke utara mencapai ekuator. Oleh sebab itu, berdasarkan pengamatan liputan awan dan gerak posisi zona awan penghasil hujan (ITCZ dan SPCZ) pada bulan April 2002 sebagian besar wilayah Indonesia diprakirakan mengalami pergantian musim, terutama di Bali dan Nusa Tenggara sudah mengalami musim kemarau.

            Berdasarkan data OLR, curah hujan pada bulan Mei 2002 diprakirakan akan mengalami penurunan dibandingkan dengan bulan April 2002. Penurunan curah hujan  dapat terjadi hampir pada seluruh wilayah Indonesia terutama di P. Jawa dan Kepulauan Nusa Tenggara. Di P. Sumatera penurunan dapat terjadi di Sumatera Utara, Riau, Bengkulu, Sumatera Selatan, Jambi, dan Lampung. Di Kalimantan penurunan terjadi di Kalimantan barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, sedangkan Kalimantan Timur sedikit mengalami peningkatan. Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, Maluku, dan Irian Jaya diperkirakan mengalami penurunan. Jika dibandingkan dengan kondisi normalnya, curah hujan bulan Mei 2002 mendekati kondisi normalnya. Pada bulan ini P. Jawa, Bali, Nusa Tenggara, Sulawesi Selatan, dan Sulawesi Tengah mulai mengalami musim kemarau. Kondisi air di sentra produksi padi di Aceh dan Sumatera Utara masih cukup, sedangkan di Jawa, Bali, dan Sulawesi Selatan mulai berkurang.

            Curah hujan pada bulan Juni 2002 berdasarkan data OLR diprakirakan sebagian besar wilayah Indonesia akan mengalami penurunan. Penurunan dapat terjadi di Riau, Lampung, Jawa, Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah, Bali, Nusa Tenggara. Dibandingkan dengan kondisi normalnya, curah hujan pada bulan Juni 2002 sedikit berada di bawah normal. Kondisi di bawah normal terjadi di Riau, Jambi, Sulawesi Tengah, dan sebagian kecil Kalimantan Tengah. Di Riau, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan harus diwaspadai adanya kebakaran hutan pada bulan Juni 2002.  Kondisi air di sentra produksi padi di Aceh, dan Sumatera Utara masih cukup, sedangkan di P. Jawa, Bali dan Sulawesi Selatan sudah mulai berkurang.

            Berdasarkan data OLR, curah hujan pada bulan Juli 2002 sedikit mengalami penurunan dibandingkan dengan bulan Juni 2002. Penurunan dapat terjadi di P. Sumatera bagian selatan, Kalimantan bagian selatan, dan Sulawesi Tengah. Namun, peningkatan curah hujan dapat terjadi di Maluku dan Irian Jaya. Jika dibandingkan dengan kondisi normalnya, curah hujan pada bulan Juli 2002 sedikit berada di bawah normal. Kondisi tersebut dapat terjadi di Sumatera Selatan, Bengkulu, Kalimantan Tengah, Sulawesi Tengah, dan Sulawesi Utara. Pada bulan Juni hampir seluruh wilayah Indonesia akan memasuki kemarau. Kondisi air di sentra produksi padi di Aceh dan Sumatera Utara cenderung masih cukup, sedangkan di P. Jawa, Bali dan Sulawesi Selatan cenderung berkurang.

 

3. PREDIKSI EL NINO

Anomali Sea Surface temperature (SST) di Pasifik Tengah (Nino 3,4) pada bulan Mei 2002 yang mempengaruhi wilayah Indonesia  masih menunjukkan kondisi lebih hangat dibandingkan dengan kondisi normalnya, sehingga pada bulan April 2002 masih tampak hangat dan curah hujan yang cukup tinggi. Pada bulan Mei 2002 di wilayah Indonesia masih cukup hangat dan masih terjadi hujan yang cukup tinggi. Pada bulan Juli 2002 SST menurun dibandingkan dengan bulan Juni 2002, dan di Pasifik SST makin meningkat sehingga pada bulan Juli 2002 curah hujan mulai menurun. Prakiraan El Nino pada bulan Agustus 2002 mulai membesar dengan meningkatnya SST di Pasifik dan semakin meningkat hingga bulan Desember 2002 dan Januari 2003. Diprakirakan El Nino pada tahun 2002 masih akan membawa dampak pada bulan Januari 2003. El Nino mulai tampak pada bulan Oktober 2002.

            Tahun 2002 diprakirakan oleh para pakar akan terjadi El Nino namun merupakan El Nino lemah. Dilihat dari anomali SST periode Mei - Juli 2002 di perairan Indonesia masih tampak hangat, sehingga pembentukan awan masih efektif di wilayah ini dan hujan pada periode ini masih terjadi. Suhu permukaan laut di Pasifik masih dalam kisaran normal walaupun sedikit lebih hangat, kenampakan El Nino masih kecil. Pada periode Agustus - Oktober 2002, SST di Pasifik semakin hangat sedangkan di wilayah Indonesia lebih dingin, sehingga pada periode ini di Indonesia diprakirakan sudah mulai kemarau dengan curah hujan yang rendah. Pada periode November - Januari 2003 SST di Pasifik masih lebih hangat dibandingkan dengan wilayah Indonesia. Diprakirakan curah hujan pada periode ini akan lebih rendah dibandingkan normalnya. Munculnya El Nino diprakirakan pada periode November 2002 - Januari 2003.


GAMBAR PREDIKSI ANOMALI SST DI NINO 3.4 MEI 2002 - FEBRUARI 2003

Sumber : www.cpc.ncep.noaa.gov


DAFTAR PUSTAKA

 

www.sat.dundee.ac.uk , Data GMS

www.cpc.ncep.noaa.gov, Data OLR, Anomali SST

 

 

 

 

 


 

 

 

 

 

 


LAMPIRAN 1

 

Citra Liputan Awan Serta Garis Berat Posisi ITCZ dan SPCZ :

                                                                                                1.   April           M-1  2002

                                                                                                2.   April           M-2  2002

3.   April           M-3  2002

4.   April           M-4  2002     

                                                                                                                                               

Rangkuman Pergerakan Garis Berat ITCZ dan SPCZ

Keterangan:

·        ITCZ (ditunjukkan dengan garis merah) adalah zona/sabuk awan penghasil hujan di sekitar ekuator, mempengaruhi distribusi dan curah hujan di wilayah Indonesia bagian barat dan tengah. ITCZ bergerak ke utara dan selatan mengikuti perubahan musim.

·        SPCZ (ditunjukkan dengan garis hijau) adalah zona/sabuk awan penghasil hujan yang membentang di atas Indonesia bagian timur sampai Pasifik Selatan, mempengaruhi distribusi dan curah hujan di wilayah Indonesia timur. SPCZ umumnya bergerak ke arah dominan ke timur atau tenggara dan ke barat, dan pada bulan-bulan tertentu bertemu dengan ITCZ di atas Irian Jaya.

·        Posisi garis berat kedua zone ditentukan dari data GMS dengan metode regresi linier: Y = aX + b, di mana X = distribusi awan-awan penghasil hujan,  a = kemiringan garis berat dengan garis ekuator, dan b =  titik potong garis berat dengan garis bujur 140° BT

·        Data asli diperoleh dari Dundee Receiving Satellite

 

APR  M-2 2002

 

APR  M-1 2002

 

APR  M-4 2002

 

APR  M-4 2002

 

POSISI ZONA AWAN PENGHASIL HUJAN (ITCZ DAN SPCZ) BULAN  APRIL  M-1 s/d APRIL  M-4 2002 DARI DATA SATELIT GMS

 

 ITCZ

 

SPCZ

 


 


LAMPIRAN 2 

 

            Persentase Liputan Awan (April M-1  s/d  April   M-4  2002):

                        1. Indonesia                  10. Jawa Barat             19. Kalimantan Timur

                              2. Aceh                        11. Jawa Tengah          20. Kalimantan Selatan

3. Sumatera Utara        12. Jawa Timur             21. Sulawesi Utara

                              4. Riau                         13. DKI Jakarta           22. Sulawesi Tengah

                              5. Sumatera Barat         14. Bali                        23. Sulawesi Tenggara

                              6. Bengkulu                  15. NTB                      24. Sulawesi Selatan

                        7. Jambi                       16. NTT                       25. Maluku

                        8. Sumatera Selatan      17. Kalimantan Barat    26.  Irian Jaya

9. Lampung                  18. Kalimantan Tengah

 

Keterangan:

Hubungan antara jenis awan dengan kemungkinan hujan:

·        Bebas awan/awan rendah = peluang hujan rendah

·        Awan menengah = peluang hujan sedang.

·        Awan tinggi = peluang hujan tinggi

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 


 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 


 

 

 


LAMPIRAN 3

 

1.             OLR dan Curah Hujan Rata-rata Bulanan untuk Bulan April 2002 dan Prediksi Bulan Mei 2002.

2.              OLR dan Curah Hujan Rata-rata Bulanan serta Prediksi Bulan Juni 2002 dan Bulan Juli 2002.

 

 

Keterangan:

OLR (Outgoing Longwave Radiation) adalah energi radiasi gelombang panjang yang dipancarkan oleh bumi ke angkasa luar.  OLR sangat berkaitan dengan tingkat penutupan awan atau curah hujan.  Hal ini karena di atmosfer OLR mengalami penyerapan terbesar oleh uap air (terutama awan).  Oleh sebab itu makin besar persentase liputan awan, makin rendah nilai OLR dan sebaliknya.

   Curah hujan rata-rata merupakan hasil perhitungan data pada tahun 1976 sampai dengan tahun 1996.

 

 

 

 

 

 


 

OLR/CURAH HUJAN RATA-RATA APRIL

OLR/CURAH HUJAN RATA-RATA MEI

OLR/CURAH HUJAN APRIL 2002

PREDIKSI OLR/CURAH HUJAN MEI 2002

 

 

 

 

 

 

 

Text Box:  
LAPAN
OLR

CH

170

350

180

317

190

283

200

250

210

218

220

185

230

154

 

 

280

0

290 W/m2

0   mm

 

OLR DAN CURAH HUJAN RATA-RATA BULANAN SERTA PREDIKSI 2002

 

 

OLR/CURAH HUJAN RATA-RATA JUNI

OLR/CURAH HUJAN RATA-RATA JULI

PREDIKSI OLR/CURAH HUJAN JUNI 2002

PREDIKSI OLR/CURAH HUJAN JULI 2002

 

 

 

 

 

Text Box:  
LAPAN
OLR

CH

170

350

180

317

190

283

200

250

210

218

220

185

230

154

 

 

280

0

290 W/m2

0   mm

 

OLR DAN CURAH HUJAN RATA-RATA BULANAN SERTA PREDIKSI 2002

 


 

 

 

 

          LAMPIRAN 4

 

 

 

Nilai Curah Hujan Bulan April 2002 dan Prediksi Curah Hujan Bulan Mei

Hingga Juli 2002 Berdasarkan Data OLR di setiap Propinsi :

 

                             1. Aceh                                  10. Jawa Barat                     19. Kalimantan Selatan

        2. Sumatera Utara                  11. Jawa Tengah                  20. Kalimantan Timur

                    3. Sumatera Barat                   12. Yogyakarta                    21. Sulawesi Selatan

              4. Riau                                   13. Jawa Timur         22. Sulawesi Tengah

                    5. Jambi                                 14. Bali                                23. Sulawesi Utara

                    6. Bengkulu                            15. NTB                              24. Sulawesi Tenggara

  7. Sumatera Selatan                16. NTT                               25. Maluku

              8. Lampung                            17. Kalimantan Barat          26. Irian Jaya

              9. DKI                                   18. Kalimantan Tengah