PENGAMATAN PERGERAKAN POSISI ZONE AWAN PENGHASIL HUJAN (ITCZ DAN SPCZ), LIPUTAN AWAN SERTA PREDIKSI CURAH HUJAN BULANAN DENGAN DATA SATELIT

M. Rokhis Khomarudin, Erna S. Adiningsih, Nanik Suryo Haryani, Parwati, Wardin Dalimunthe

Hubungi kami di Bidang PSDAL Pusbangja LAPAN - Jl.LAPAN 70 Pekayon Pasar Rebo Jakarta Timur Telp. (021) 8717714, 8711960 E-Mail :lapansmba@cbn.net.id;environ@cbn.net.id

JUDUL KEGIATAN

PENGAMATAN PERGERAKAN POSISI ZONE AWAN PENGHASIL HUJAN (ITCZ DAN SPCZ), LIPUTAN AWAN SERTA PREDIKSI CURAH HUJAN BULANAN DENGAN DATA SATELIT

TUJUAN KEGIATAN

Kegiatan ini bertujuan untuk mengamati, mengevaluasi dan memprediksi kondisi iklim (terutama keawanan dan curah hujan) dalam jangka pendek di Indonesia berdasarkan pemantauan posisi zone awan penghasil hujan (ITCZ dan SPCZ) serta liputan awan, dan prediksi OLR dan curah hujan dari anomali suhu permukaan laut Pasifik Tropik

SASARAN KEGIATAN

  1. Tersedianya informasi tentang posisi zone awan penghasil hujan dan liputan awan bulanan aktual di wilayah Indonesia berdasarkan data GM
  1. Tersedianya informasi tentang prediksi OLR dan curah hujan bulanan sampai dengan 3 bulan ke depan berdasarkan data SST Pasifik Tropik untuk setiap propinsi dan wilayah Indonesia.

DATA

  1.  
  2. Data GMS harian band visibel dan infra merah
  3. Data SST Pasifik Tropik bulanan
  4. Data OLR Tropik bulanan
  5. Data IOS bulanan

MANFAAT

Hasil kegiatan ini bermanfaat untuk memberikan informasi bulanan maupun musiman tentang liputan awan dan curah hujan di wilayah Indonesia bagi Pemerintah, khususnya bagi kegiatan prakiraan musim oleh BMG dan Penentuan Angka Ramalan Produksi Padi/Palawija oleh BPS. Informasi yang dihasilkan juga terbuka bagi pihak-pihak lain yang membutuhkan maupun masyarakat pada umumnya.

HASIL YANG DIHARAPKAN

Kegiatan ini diharapkan dapat menghasilkan suatu informasi yang sesuai dengan tujuan, sasaran dan manfaat kegiatan ini, berupa laporan bulanan yang disampaikan kepada instansi yang membutuhkan dan masyarakat umum.

KEGIATAN YANG TELAH DILAKUKAN

Kegiatan yang telah dilakukan adalah mengumpulkan data, mengolah dan menganalisa data kemudian dilaporkan dalam bentuk laporan bulanan. Menghadiri satu kali rapat prakiraan musim kemarau di BMG dan menghadiri dua kali rapat angka ramalan produksi padi dan palawija di BPS. Informasi dari hasil kegiatan ini berguna untuk kedua instansi tersebut sebagai masukan dalam menentukan prakiraan musim di Indonesia dan menentukan angka produksi padi maupun palawija di Indonesia.

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

PERGERAKAN ITCZ DAN SPCZ BULAN JANUARI - JUNI 2001

Daerah zona awan penghasil hujan ITCZ pada bulan Januari 2001 dari minggu I s/d IV masih berada di selatan Ekuator di bagian barat dan mendekati Ekuator di sebelah timur. Posisi ini sedikit bergeser di selatan di bagian barat dan ke utara di bagian timur dibandingkan dengan bulan Desember 2000. Sedangkan posisi SPCZ berada di selatan Irian Jaya, bergeser ke selatan dibandingkan dengan bulan Desember 2000. Berdasarkan kondisi ini curah hujan masih cukup tinggi dengan liputan awan rata-rata lebih dari 90 %. Liputan awan sedikit mengalami peningkatan pada minggu I, tetapi pada minggu II, III, dan IV terjadi sedikit penurunan.

Pada bulan Februari 2001, posisi zona awan penghasil hujan ITCZ sedikit bergeser ke arah utara dibandingkan dengan kondisi pada bulan Januari 2001. Demikian juga zona SPCZ bergeser di sebelah utara Pulau Irian. Liputan awan pada minggu I sedikit mengalami peningkatan sedangkan pada minggu II, III dan IV terjadi penurunan. Presentase rata-rata liputan awan tertinggi mencapai 96.9 %, sedangkan terendah mencapai 69.6 %.

Pada bulan Maret 2001, posisi zona awan penghasil hujan ITCZ maupun SPCZ relatif hampir sama dengan posisi pada bulan Februari 2001, kecuali pada minggu II Maret 2001 dimana posisi ITCZ bagian timur mulai bergerak ke arah Ekuator. Persentase liputan awan rata-rata masih cukup tinggi berkisar antara 78.7 % - 85.4 %. Kondisi ini mengalami penurunan jika dibandingkan dengan bulan Februari 2001.

Pada bulan April 2001 posisi zona awan penghasil hujan ITCZ maupun SPCZ masih berada di sekitar Ekuator dan cenderung bergerak ke utara di bagian barat wilayah Indonesia. Liputan awan masih cukup tinggi walaupun sedikit mengalami penurunan dibandingkan bulan Maret 2001. Rata-rata persentase liputan awan masih berada di atas 70 %.

Posisi zona awan penghasil hujan ITCZ pada bulan Mei 2001 sudah mulai bergerak melintasi Ekuator ke arah utara. Demikian juga posisi SPCZ juga bergerak ke utara Pulau Irian Jaya. Liputan awan sedikit menurun dari minggu I s/d III, sedangkan pada minggu IV sedikit mengalami peningkatan. Rata-rata liputan awan pada bulan mei 2001 masih cukup tinggi yaitu 68 %.

Posisi zona awan penghasil hujan ITCZ pada bulan Juni 2001 sudah mulai bergerak melintasi Ekuator ke arah utara. Demikian juga posisi SPCZ juga bergerak ke utara Pulau Irian Jaya. Liputan awan meningkat pada minggu I Juni, sedangkan pada minggu II, III, dan IV Juni 2001 mengalami penurunan, sehingga liputan awan di Indonesia rata-rata menjadi 46.8 % di minggu terakhir Juni 2001. Melihat kondisi ini diprakirakan pada bulan Juli 2001 di hampir seluruh wilayah Indonesia akan mulai memasuki musim kemarau, walaupun di berbagai daerah lainnya sudah terlebih dahulu memasuki musim kemarau.

KONDISI CURAH HUJAN PADA BULAN JANUARI - JUNI 2001

Berdasarkan data OLR, curah hujan bulan Januari 2001 dibandingkan dengan kondisi bulan Desember 2000 mengalami sedikit penurunan di wilayah Indonesia bagian barat, sedangkan di wilayah Indonesia bagian timur terjadi peningkatan curah hujan. Penurunan curah hujan terjadi di seluruh Pulau Sumatera dan Kalimantan Barat, sedangkan peningkatan curah hujan terjadi di seluruh Pulau Sulawesi, Maluku dan Papua. Dibandingkan dengan kondisi normalnya, curah hujan pada bulan Januari 2001 berada sedikit di atas normal. Kondisi ini hampir terjadidi seluruh Indonesia kecuali Sumatera Utara, Kepulauan Riau dan Jawa Timur bagian selatan yang kondisinya masih sama dengan bulan Desember 2000. Kondisi curah hujan tinggi berada di Lampung, Bengkulu, Sumatera Selatan bagian Barat, Kalimantan Barat bagian Timur, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur bagian Selatan, dan Jawa Barat bagian Barat. Kondisi air di wilayah produksi padi masih berada cukup di Aceh, Sumatera Utara, Pulau Jawa, Bali sedangkan di sulawesi Selatan cenderung berlebih.

Kondisi curah hujan pada bulan Februari 2001 berdasarkan data OLR di prakirakan akan sedikit mengalami penurunan dibandingkan dengan kondisi pada bulan Januari 2001 di seluruh Indonesia. Kondisi relatif tetap terjadi di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat. Penurunan terjadi di Bengkulu, Jambi, Lampung, Pulau Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Maluku dan Irian Jaya. Curah hujan yang tinggi terjadi di Lampung, Sumatera Selatan, Sebagian Kalimantan Timur bagian Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur bagian Selatan, dan sebagian besar Irian Jaya bagian Timur. Dibandingkan dengan kondisi normalnya, curah hujan berada sedikit di atas normal terutama di sebagian kecil Lampung bagian Tengah, Irian Jaya dan Aceh. Kondisi air di wilayah produksi padi di Aceh,Sumatera Utara, Pulau Jawa, Bali dan Sulawesi Selatan relatif masih sangat tercukupi.

Kondisi curah hujan di seluruh Indonesia pada bulan Maret 2001 berdasarkan data OLR akan mengalami sedikit penurunan dibandingkan dengan kondisi pada bulan Februari 2001. Peningkatan curah hujan terjadi di Sumatera Utara, Sumatera Barat, Bengkulu dan Riau. Penurunan curah hujan terjadi di Jawa Tengah, Nusa Tenggara, Sulawesi Selatan, dan Kepulauan Maluku. Kondisi curah hujan yang relatif tetap dibandingkan dengan curah hujan bulan sebelumnya terjadi di Jawa Barat bagian barat, Aceh, Sumatera Selatan, P. Kalimantan, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Utara dan Sulawesi Tengah. Dibandingkan dengan kondisi normalnya, curah hujan pada bulan Maret 2001 sedikit berada di atas normal. Kondisi di atas normal terjadi di Sumatera Utara, Sumatera Barat, Bengkulu, Sumatera Selatan, seluruh wilayah Kalimantan, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Utara dan Irian Jaya. Kondisi air di wilayah produksi padi di Aceh, Sumatera Utara, Pulau Jawa, Bali dan Sulawesi Selatan masih tercukupi.

Berdasarkan data OLR, kondisi curah hujan bulan April 2001 mengalami penurunan hampir di seluruh wilayah Indonesia, kecuali di wilayah Sumatera Barat dan Aceh bagian utara yang relatif tetap dibandingkan dengan bulan Maret 2001. Dibandingkan dengan kondisi normalnya, curah hujan pada bulan April 2001 berada sedikit di atas normal. Kondisi di atas normal terjadi di Sumatera Barat, Bangka dan Belitung, Jawa Barat bagian barat, Kalimantan Tengah bagian selatan, Sulawesi Utara, Kepulauan Maluku dan Irian Jaya bagian timur. Kondisi air di wilayah produksi padi di Aceh, Sumatera Utara dan Sulawesi Selatan dalam kondisi berlebih, sedangkan di Pulau Jawa, hanya wilayah Jawa Barat yang memiliki air yang cukup. Sementara itu kondisi air di Jawa Tengah, Jawa Timur dan Bali mulai berkurang.

Berdasarkan data OLR, kondisi curah hujan bulan Mei 2001 mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan kondisi bulan April 2001. Peningkatan dapat terjadi di Lampung, Sumatera Utara bagian Timur, Kalimantan Barat bagian Timur, Kalimantan Timur bagian Barat, Sulawesi Tengah dan Irian Jaya. Namun penurunan curah hujan terjadi di Sumatera Barat, Jawa Tengah bagian Barat, Sulawesi Selatan dan Sulawesi Tenggara. Dibandingkan dengan kondisi normalnya, curah hujan di sebagian besar wilayah Indonesia pada bulan Mei 2001 berada di atas normal. Kondisi di atas normal terjadi di Sumatera Utara bagian Timur, Sumatera Barat, Bengkulu, Jambi, Sumatera Selatan, Bangka dan Belitung, Jawa Barat, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah bagian Utara, Kalimantan Timur bagian Barat, Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah bagian utara, Kepulauan Maluku dan Irian Jaya. Sementara itu kondisi normal terjadi di Jawa Tengah, Bali, Nusa Tenggara, Sulawesi Selatan, dan Sulawesi Tenggara. Curah hujan di Kalimantan Timur juga relatif normal. Kondisi air di wilayah produksi padi di Aceh dan Sumatera Utara dan dalam kondisi berlebih, sedangkan di Pulau Jawa hanya daerah Jawa Barat yang memiliki air yang cukup. Sementara itu kondisi air di Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali dan Sulawesi Selatan mulai berkurang.

Berdasarkan data OLR, kondisi curah hujan bulan Juni 2001 mengalami penurunan dan sedikit mengalami peningkatan di bagian utara Indonesia jika dibandingkan dengan kondisi bulan Mei 2001. Penurunan curah hujan dapat terjadi di Lampung, Bengkulu, Jawa Barat, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Sulawesi Tengah dan Irian Jaya. Sementara peningkatan curah hujan terjadi di Aceh, Sumatera Utara bagian barat dan Kalimantan Selatan. Dibandingkan dengan kondisi normalnya, curah hujan di sebagian besar wilayah Indonesia pada bulan Juni 2001 berada di atas normal. Kondisi di atas normal hampir terjadi di seluruh wilayah Indonesia. Curah hujan yang tinggi terjadi di Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau, Kepulauan Maluku dan Irian Jaya. Di Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur bagian utara masih menunjukkan adanya curah hujan pada bulan Juni 2001 walaupun masih dalam kisaran rendah. Kondisi air di wilayah produksi padi di Aceh dan Sumatera Utara dalam kondisi berlebih, sedangkan di Sulawesi Selatan masih cukup dan di Jawa nampak mulai berkurang.

PREDIKSI CURAH HUJAN PADA BULAN JULI - SEPTEMBER 2001

Berdasarkan data OLR, kondisi curah hujan di wilayah Indonesia pada bulan Juli 2001 diprakirakan mengalami penurunan dibandingkan bulan Juni 2001. Penurunan curah hujan diprakirakan hampir terjadi di seluruh wilayah Indonesia. Pada bulan Juli 2001 diprakirakan di berbagai daerah sudah memasuki musim kemarau. Daerah - daerah tersebut adalah Sumatera Selatan, Lampung, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Utara, Pulau Jawa dan Nusa Tenggara yang telah memasuki musim kemarau terlebih dahulu. Dibandingkan dengan kondisi normalnya, curah hujan pada bulan Juni 2001 umumnya diprakirakan berada dalam kondisi normal, kecuali Aceh dan Sulawesi Utara yang cenderung berada di bawah normal. Kondisi air di wilayah produksi padi di Aceh dan Sumatera Utara masih dalam kondisi tercukupi, sedangkan untuk Pulau Jawa, Bali dan Sulawesi Selatan diprakirakan mulai berkurang.

Dibandingkan dengan prediksi bulan Juli 2001, curah hujan pada bulan Agustus 2001 diprakirakan mengalami sedikit penurunan, kecuali di Aceh yang curah hujannya meningkat. Penurunan curah hujan dapat terjadi di Kalimantan Timur, Sulawesi Tengah, Kepulauan Maluku dan Irian Jaya. Dibandingkan dengan kondisi normalnya curah hujan pada bulan Agustus 2001 diprakirakan berada sedikit di bawah kondisi normal. Kondisi di bawah normal dapat terjadi di Sumatera Utara, Irian Jaya, Kepulauan Maluku dan Kepulauan Nusa Tenggara. Daerah-daerah yang mulai mengalami kekeringan adalah Jawa Timur, Bali dan Nusa Tenggara. Kondisi air di wilayah produksi padi di Aceh dan Sumatera Utara masih tercukupi, sedangkan untuk Pulau Jawa, Bali dan Sulawesi Selatan sudah harus mengefektifkan air irigasi.

Curah hujan pada bulan September 2001 diprakirakan akan mengalami peningkatan di Wilayah Bagian Barat Indonesia, sedangkan di Wilayah Bagian Timur Indonesia sedikit mengalami penurunan curah hujan dibandingkan dengan prakiraan bulan sebelumnya. Peningkatan curah hujan dapat terjadi di Sumatera Utara, Sumatera Barat dan Riau, sedangkan penurunan curah hujan dapat terjadi di Irian Jaya bagian timur. Dibandingkan dengan kondisi normalnya, curah hujan pada bulan September 2001 diprakirakan berada sedikit di bawah normal, meskipun umumnya masih tergolong normal. Kondisi curah hujan di bawah normal dapat terjadi di Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau, Bengkulu, Irian Jaya dan Kepulauan Nusa Tenggara. Kondisi air di wilayah produksi padi di Aceh dan Sumatera Utara masih tercukupi, sedangkan untuk Pulau Jawa, Bali dan Sulawesi Selatan sudah harus mengefektifkan air irigasi.

ANALISIS AWAL MUSIM KEMARAU DAN MUSIM HUJAN TAHUN 2001

Berdasarkan hasil di atas maka dapat di analisis pada bulan apakah suatu wilayah akan mulai memasuki musim kemarau maupun musim penghujan. Berikut adalah Tabel mengenai hasil pemantauan melalui data GMS maupun OLR mengenai awal musim kemarau tahun 2001.

Tabel 1. Awal musim kemarau di berbagai wilayah Indonesia

No.

Awal Musim Kemarau (bulan)

Propinsi

1. April Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, NTT dan NTB
2. Juni Lampung, Jawa Barat dan DKI Jakarta
3. Juli Bengkulu, Sumatera Selatan, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah, Sulawesi Utara, Sulawesi Tenggara dan Maluku
4. Agustus Irian Jaya dan Kalimantan Timur
5. Tidak Mengalami MK Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Jambi dan Riau

Berdasarkan hasil prediksi sampai bulan September 2001, belum dapat diprakirakan awal musim hujan di berbagai wilayah di Indonesia. Hal ini akan dapat diketahui pada bulan depan jika prediksi sampai dengan bulan Oktober 2001. Hasil prediksi sementara dari pengolahan data untuk 6 bulan ke depan, awal musim hujan dapat diprakirakan sebagai berikut

Tabel 2. Prediksi Awal musim hujan di berbagai wilayah Indonesia

No.

Awal Musim Hujan (bulan)

Propinsi

1. September Sumatera Selatan, Bengkulu, Kalimantan Timur, dan Kalimantan Barat
2. Oktober Lampung dan Kalimantan Tengah
3. November Jawa Barat, DKI Jakarta, Jawa Tengah, dan Yogyakarta
4. Desember Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Maluku dan Irian Jaya
5. Hujan sepanjang tahun Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Jambi dan Riau

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil pengamatan pergerakan daerah zona awan penghasil hujan ITCZ dan SPCZ dapat disimpulkan bahwa dari bulan Januari 2001 – Juni 2001 ITCZ dan SPCZ sudah mulai bergerak ke sebelah utara ekuator, sehingga di berbagai wilayah bagian selatan Indonesia sudah mulai memasuki musim kemarau. Dari besarnya liputan awan kondisi dari bulan Januari – Juni 2001 jumlah liputan awan hujan di Indonesia semakin menurun. Tercatat pada bulan Januari rata-rata sebesar 90 %, menurun pada bulan Februari 83 %, kemudian bulan Maret 82 %, Bulan April 70 %, bulan mei 68 % dan bulan Juni hanya sekitar 47 %. Hal ini juga didukung dengan data Olr yang menunjukkan keadaan curah hujan yang menurun dari bulan Januari – Juni 2001.

Berdasarkan hasil analisis awal musim kemarau, tercatat ada 6 wilayah yang mengalami musim kemarau terlebih dahulu yaitu pada bulan April 2001, 3 wilayah pada bulan Juni 2001, 11 wilayah pada bulan Juli 2001, 2 wilayah pada bulan Agustus, dan 5 wilayah tidak mengalami musim kemarau. Berdasarkan hasil sementara prediksi awal musim hujan disimpulkan bahwa ada 4 wilayah mulai musim hujan pada bulan September 2001, 2 wilayah pada bulan Oktober 2001, 4 wilayah pada bulan November, 6 wilayah pada bulan Desember dan 5 wilayah hujan sepanjang tahun.

Rokhis Khomarudin, Egsih, Nanik Suryo Haryani, Parwati, Wardalimunt30 Agustus 2001

Laporan Bulanan

GMS Hari ini

Home